Rabu, 14 Juni 2017

Apabila Full Day School di Terapkan Maka Jumlah Bolos Siswa Semakin Meningkat



Pasalnya Mendikbud baru yang menggantikan Anis Baswedan mengeluarkan opsi baru dalam dunia pendidikan yakni Full Day School, akan tetapi berbagai tokoh-tokoh di Indonesia sangat membantah hal tersebut karena opsi tersebut yang sebelumnya sekolah formal hanya 4 sampai 5 jam, tetapi opsi mentri tersebut akan menambahnya senin-khamis menjadi 8 jam karena disitu bukan menambah mata pelajaran melainkan jam tambahan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan karakter.

"Ini bukan full day school, tapi program penguatan karakter. Bahwa delapan jam guru berkaitan dengan kerja guru, fungsi delapan jam tidak berarti mengajar, tapi bisa mengawasi murid, itu beban dia. Delapan jam tidak berarti di dalam kelas, tapi juga di luar sekolah," ujar Muhadjir di gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Akan tetapi banyak sekali tokoh-tokoh Indonesia yang membantah hal tersebut salah satunya adalah Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meminta agar kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal sekolah 8 jam sehari dipertimbangkan kembali. Karena hal tersebut ada keterkaitan dengan akan hilangnya potensi sekolah agama atau madrasah diniyah.

"Kalau sekolah pemerintah dari pagi sampai sore, madrasah diniyah akan hilang. Madrasah diniyah sekolahnya kan sore, dari jam 2 sampai jam 5," kata Mahfud, yang saat ini menjabat anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Hal tersebut memang Mendikbud RI terbilang serakah, karena tidak melihat situasi yang di alami oleh siswa yang masuk TPQ maupun tinggal di pesantren. Karena siswa yang masuk TPQ kebanyakan sekolah madrasah tersebut masuknya jam 2 siang sampai jam 4 sore, dan siswa yang tinggal di pesantren biasanya sekolah formal pulang jam 12 kemudian istirahat sampai jam 3 sore karena setelah asyar siswa/santri tersebut meengaji sampai jam 5. Bahkan sampai jam 9 malam tentunya berhenti sebentar untuk melaksanakan kewajibannya yakni sholat.

Apabila Full Day School diterapkan maka tidak hanya boros/serakah melainkan juga meningkatkan jumlah bolos siswa, sebab sekolah hanya 4-5 jam saja banyak siswa yang melakukan hal yang kurang terpuji yakni bolos sekolah.

Factor siswa membolos
1.      Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari siswa berupa
·      Perilaku dan kebiasaan siswa yang memang tidak suka belajar. Sekolah hanya di jadikan tempat mangkal karena kalau di rumah nanti di suruh kerja dan tidak dapat jajan sekolah.
·      Tidak ada motivasi belajar. Siswa sepertinya tidak ada dorongan untuk maju entah bercita-cita menjadi apa, sehingga ia tidak merasa perlu untuk sekolah secara baik.
2.      Faktor Eksternal berasal dari luar ;
·      Dipengaruhi oleh teman yang suka bolos, hal ini bisa terjadi misalnya karena ia punya teman yang suka bolos dan bermain seperti di taman, internet dll.
·      Tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah, artinya siswa tidak mampu menguasai pelajaran tertentu sehingga menyebabkan ia malas belajar/bolos.
·      Tidak mengerjakan PR, artinya bahwa siswa yang bersangkutan mempunyai tugas dari guru yang belum di selesaikan, sehingga ia takut masuk nanti dimarahi guru.
·      Peraturan sekolah longgar. menyebabkan kurang begitu memperhatikan anak didiknya dengan alasan tertentu juga bisa menjadi penyebab siswa gampang bolos karena pihak sekolah tidak pernah menindaklanjutinya.
·      Suasana belajar tidak menarik. Hal ini bisa terjadi kalau guru yang mengajar kurang memperhatikan suasana belajar di kelas bagaimana agar siswa merasa senang setiap mengikuti pelajaran yang di sajikan.

Dalam berbagai macam dari factor-faktor tersebut Mendikbud tidak mau mengevaluasi. Contohnya pada factor eksternal pada poin terakhir “Suasana belajar tidak menarik. Hal ini bisa terjadi kalau guru yang mengajar kurang memperhatikan suasana belajar di kelas bagaimana agar siswa merasa senang setiap mengikuti pelajaran yang di sajikan”. Disini sudah jelas bahkan pion terswbut bisa jadi pin yang utama untuk dievaluasi.

Sementara ini memang banyak sekolah yang menerakan “Peran Bimbingan Konseling” dimana Peran Bimbingan Konseling (BK) memang sangatlah penting sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa. Dan menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada.

Akan tetapi kebanyakan siswa memang sangat sulit untuk mengatakan hal yang sebenarnya ketika dihadapkan dengan guru (BK). Karena siswa yang mentalnya rendah akan mengakibatkan ketidak jujuran dalam mengatakan kalau salah satu permasalahan ada pada seorang pendidik (Guru). Hal tersebut seharusnya ada sebuah evaluasi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut contohnya membuat pelatihan khusus buat semua tenaga pendidik (guru) contohnya pelatihan TOF ( Training Of Fasilitator ). Hal tersebut ilmu yang sangat efisien untuk tenaga pendidik ( guru ) sebab, dalam TOF seorang tenaga pendidik mengetahui porsi-porsi dalam membagi waktu antara seorang tenaga pendidik dan yang di didik.

Semoga Artikel yang benjudul “Apabila Full Day School di terapkan maka jumlah bolos siswa semakin meningkat” ini bermanfaat bagi kita semua dan selalu dalam lindungan yang maha kuasa. Amien.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar